Caption Foto : Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, Budi Widihartanto / Istimewa
Suarafajar, Samarinda – Kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok kembali menekan daya beli masyarakat Kaltim sepanjang Juni 2025. Momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha dan libur sekolah menjadi pemicu utama lonjakan inflasi yang tercatat sebesar 0,54 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Kaltim, lonjakan harga terutama dipicu oleh peningkatan permintaan terhadap komoditas seperti beras, bawang merah, dan tomat. Kepala Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto, menjelaskan bahwa kondisi ini terjadi karena permintaan naik signifikan, sementara pasokan dari sentra produksi hortikultura cenderung menurun akibat masa panen yang telah lewat.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi bulan Juni, dengan andil sebesar 0,21 persen. Ini berkaitan langsung dengan meningkatnya konsumsi masyarakat selama libur panjang dan perayaan Idul Adha,” ucap Budi, Kamis (3/7).
Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Kaltim mencapai 1,62 persen, lebih rendah dibandingkan angka nasional yang berada di level 1,87 persen. Adapun sejak awal tahun, inflasi kalender (year-to-date/ytd) tercatat sebesar 1,85 persen.
Selain sektor pangan, kelompok transportasi juga ikut mendorong inflasi karena tingginya mobilitas masyarakat selama dua akhir pekan panjang (long weekend) di bulan yang sama. Meski demikian, tekanan inflasi sempat tertahan oleh penurunan harga di kelompok perlengkapan rumah tangga.
Dalam menanggapi dinamika harga yang fluktuatif, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim bersama seluruh pemangku kepentingan terus melanjutkan program stabilisasi harga. Sejumlah program seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) tetap menjadi andalan.
Berbagai inisiatif dilakukan, mulai dari peningkatan produksi pertanian melalui bantuan alat dan sarana modern seperti drone sprayer, combine harvester, hingga penerapan teknologi digital farming. Selain itu, intervensi langsung pasar juga terus dilakukan melalui operasi pasar murah dan penyerapan gabah petani bekerja sama dengan Bulog dan TNI.
Untuk memastikan distribusi pangan tidak terganggu, TPID juga memberikan fasilitas logistik kepada kelompok tani (Poktan) dan kelompok wanita tani (KWT) dalam kegiatan GPM (Gerakan Pangan Murah), terutama untuk komoditas strategis seperti cabai dan sayuran.
“Sinergi antarpihak sangat penting. TPID se-Kaltim secara rutin melakukan koordinasi guna memastikan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam merespons gejolak harga,” tambah Budi.
Ke depan, TPID Kaltim berkomitmen memperkuat program pengendalian inflasi melalui strategi 4K, yakni Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif.
Selain itu, investasi sektor swasta juga terus didorong agar turut menopang pertumbuhan ekonomi daerah dan menjaga laju inflasi tetap rendah serta stabil.
Penulis : Bibah