Caption Foto : Asisten III Setkab Kukar Bidang Administrasi Umum Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Dafip Haryanto mengikuti Konsolidasi dan Monitoring Evaluasi (Monev) capaian Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) tingkat Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara).
Suarafajar, Tenggarong – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus mengintensifkan langkah penanggulangan stunting melalui evaluasi program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Dalam kegiatan Konsolidasi dan Monitoring Evaluasi (Monev) capaian program Genting tingkat Kaltim dan Kaltara, yang berlangsung di Gedung Bangga Kencana BKKBN Kaltim, Senin (16/6/2025), Pemkab Kukar diwakili oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum Setkab Kukar, Dafip Haryanto.
Pada kesempatan itu, Dafip menyampaikan berbagai langkah konkret yang telah dilaksanakan selama triwulan kedua tahun 2025. Di antaranya meliputi penguatan sosialisasi kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat kecamatan serta perangkat daerah terkait. Selain itu, Pemkab Kukar juga telah menyisipkan isu stunting dan kemiskinan ekstrem dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Daerah (RKPD) sebagai bentuk pendekatan terintegrasi.
Dafip menjelaskan bahwa program Genting mencakup dua jenis bantuan, yakni pemberian makanan tambahan (PMT) untuk menunjang kebutuhan gizi dan bantuan non-nutrisi seperti kepesertaan BPJS bagi keluarga prasejahtera serta penyelenggaraan seminar kesehatan sebagai bentuk edukasi masyarakat. “Upaya ini telah berdampak positif dengan penurunan signifikan angka stunting di beberapa wilayah,” ungkapnya.
Meski menunjukkan kemajuan, ia tak memungkiri bahwa pelaksanaan program Genting masih menghadapi sejumlah hambatan struktural. Ia menyoroti belum optimalnya sistem pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) serta tumpang tindih kewenangan antara pemerintah kabupaten dan provinsi dalam melakukan pembinaan terhadap perusahaan. Menurutnya, kondisi ini membatasi ruang sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendukung penurunan stunting.
“Masih banyak perusahaan menyalurkan dana CSR-nya ke penanganan bencana, padahal kontribusi terhadap penanganan stunting juga sangat strategis,” ujar Dafip. Ia menilai integrasi sistem pelaporan dan harmonisasi pembinaan perusahaan merupakan kunci untuk memastikan kontribusi sektor usaha selaras dengan program prioritas pemerintah daerah.
Menutup paparannya, Dafip menyerukan pentingnya kolaborasi dari semua level pemerintahan—desa, kecamatan, hingga kabupaten—guna menyatukan langkah dan mempercepat pencapaian target. “Jika semua pihak bergerak bersama, maka program Genting tidak hanya berhasil menurunkan angka stunting, tapi juga menciptakan generasi yang sehat dan unggul di masa depan,” tutupnya.
(ADV/DiskominfoKukar/VIC/NSA)