Caption Foto : Ajang GoZero% Goes to Borneo yang merupakan kampanye berkelanjutan dari Telkom Indonesia yang dihelat di Tarakan, Kalimantan Utara / HO Suarafajar
Suarafajar, Tarakan – Tak harus jadi korporasi raksasa untuk bicara soal keberlanjutan. Dari Tarakan, lima pelaku UMKM membuktikan bahwa prinsip ramah lingkungan, inklusif, dan bertanggung jawab sosial bisa tumbuh dari dapur rumah, tepian laut, dan bahkan sisa limbah tekstil.
Itulah semangat yang dibawa dalam ajang GoZero% Goes to Borneo, bagian dari kampanye berkelanjutan Telkom Indonesia. Dihelat selama dua hari di Tarakan, acara ini bukan sekadar peringatan Hari Keanekaragaman Hayati, tetapi juga panggung bagi UMKM lokal untuk menampilkan wajah baru ekonomi hijau di Kalimantan Utara (Kaltara).
Di balik produk seperti sambal seafood, keripik ikan, dan tas berbahan kain bekas, ada cerita transisi bisnis kecil ke arah besar, bukan hanya dari sisi omzet, tapi dari dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.
Ba Lamok, misalnya, tak hanya menjual camilan laut. Mereka bekerja langsung dengan nelayan untuk memastikan bahan baku didapat dari praktik perikanan berkelanjutan, bebas pengawet, dan kini sukses menembus pasar ekspor ke Malaysia.
Sementara Marco Handmade memilih jalan sunyi yakni mengubah limbah tekstil menjadi mode berkelas yang kini dikirim ke Amerika Serikat. Dengan dukungan Rumah BUMN Telkom, mereka tak hanya diberi akses modal, tapi juga didorong menciptakan model bisnis berprinsip upcycle dan minim jejak karbon.
The Sambals membawa cita rasa khas Tarakan ke level nasional, sembari membangun sistem produksi berbasis komunitas. Sgol Pakis memperkenalkan fesyen ecoprint berbahan daun lokal, dan D’Erte menyulap pewarna alami dari kayu merah menjadi batik hijau, sambil memberdayakan penyandang disabilitas.
“UMKM ini bukan hanya menjual produk, mereka membawa nilai,” ujar Gunawan Wasisto Ciptaning Andri, VP Sustainability Telkom.
“Kami ingin membuktikan bahwa prinsip ESG, lingkungan, sosial, dan tata kelola bukan milik korporasi saja. UMKM juga bisa, bahkan lebih dekat ke masyarakat,” sambungnya.
Melalui Rumah BUMN, Telkom Indonesia memberikan pelatihan menyeluruh mulai dari pemasaran digital, pengurusan legalitas, desain produk, hingga strategi ekspor. Menurut Rachmad Dwi Hartanto, EVP Telkom Regional IV, upaya ini bukan semata soal bisnis.
“Kami membangun kepercayaan diri mereka untuk bersaing secara global tanpa kehilangan akar lokal,” ujarnya.
GoZero% bukan hanya kampanye hijau, tapi langkah konkret Telkom menciptakan ekosistem bisnis yang berpihak pada bumi dan manusia. Di Tarakan, mereka membuktikan bahwa keberlanjutan bukan hanya soal hutan dan laut, tapi juga tentang siapa yang kita bantu tumbuh di tengahnya.
Ketika UMKM lokal mulai berbicara dalam bahasa ekspor, sambil tetap menjaga laut, hutan, dan komunitasnya, maka jelaslah masa depan ekonomi hijau Indonesia bisa dimulai dari mana saja, termasuk dari Tarakan. (Redaksi Suarafajar)