Selandia Baru, Seorang pria di Selandia Baru tiba-tiba menjadi buta karena vodka yang ia minum bereaksi dengan obat diabetes. Anehnya, penglihatannya pulih kembali setelah diberi minum whisky oleh staf rumah sakit.
Pada bulan Juni lalu, Denis Duthie (65 tahun) yang bekerja sebagai tutor di New Plymouth Western Institute of Technology merayakan ulang tahun pernikahan orang tuanya yang ke 50. Para muridnya memberi hadiah beberapa botol vodka.
Setelah meminum vodka pemberian muridnya, Duthie pun pulang dan pergi ke kamar tidur. Anehnya, dia tiba-tiba hanya melihat kegelapan begitu masuk ke tempat tidurnya.
“Saya pikir hari sudah gelap dan saya melewatkan sedikit waktu. Tapi saat itu masih sekitar pukul 3 sore. Saya meraba-raba sekitar kamar tidur untuk menyalakan lampu, tapi saya sudah benar-benar buta,” tutur Duthie seperti dilansir The New Zealand Herald, Selasa (4/12/2012).
Awalnya ia berpikir kebutaannya hanya sementara, maka ia meneruskan tidurnya. Namun karena keesokan harinya ia masih terbangun dalam keadaan buta, ia pun bergegas ke Taranaki Base Hospital dan segera dioperasi oleh dokter.
Ketika perutnya dibedah, dokter bedah mengatakan bahwa ada bau yang kuat seperti bau cairan penghilang cat kuku menyeruak dari sayatan di perutnya. Dokter menduga Duthie mengalami keracunan formaldehida akibat menelan metanol.
Keracunan ini dapat dapat diobati dengan pemberian etanol, salah satu jenis alkohol. Sayangnya, tidak ada etanol medis yang tersedia di rumah sakit itu. Seorang petugas pun bergegas ke toko minuman setempat dan membeli sebotol whisky mahal bermerek Johnnie Walker Black Label.
Wiski yang dibeli seharga sekitar 55 US$ per botol atau sekitar Rp 530 ribu itu pun dituang ke dalam perut Duthie lewat selang. Lima hari kemudian, pria tua ini terbangun dan bisa melihat lagi. Duthie amat terkesan dengan ‘improvisasi’ perawatan rumah sakit.
“Saya pikir itu cukup bagus. Saya masih hidup. Rumah sakit itu benar-benar mengagumkan, tidak bisa lebih baik,” puji Duthie.
Keracunan metanol bisa disebabkan akibat konsumsi alkohol yang tidak dibuat dengan menggunakan proses standar. Dalam kasus ini, keracuan yang dialami Duthie disebabkan karena vodka yang ia minum bereaksi dengan obat diabetes.
Pemberian etanol adalah pengobatan yang telah dikenal untuk mengatasi keracunan metanol. Etanol akan mencegah metanol untuk dimetabolisme menjadi formaldehida yang berbahaya dan dapat menyebabkan kebutaan.
Untuk memberikan etanol, sebenarnya bisa diberikan lewat infus, tetapi tidak semua rumah sakit menyediakan infus etanol. Cara lainnya, bisa diberikan langsung ke dalam saluran pencernaan seperti yang dilakukan pada Duthie. Sejak saat itu, Duthie tak pernah lagi menyentuh alkohol.