Caption Foto : Camat Anggana Rendra Abadi.
Suarafajar, Tenggarong – Pemerintah Kecamatan Anggana menjadikan penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian wilayah. Camat Anggana, Rendra Abadi, menyatakan program unggulan saat ini berorientasi pada peningkatan kompetensi pelaku usaha untuk mampu menjangkau pasar internasional, khususnya untuk komoditas berbasis kelapa yang menjadi kekayaan khas daerah pesisir.
“Selama ini UMKM kami hanya beroperasi di skala lokal. Sekarang kami tingkatkan pemahaman mereka tentang tata cara ekspor dan standar kualitas global,” jelas Rendra saat membuka pelatihan ekspor di Balai Kecamatan pekan lalu. Kegiatan yang menggandeng instansi seperti Balai Karantina Pertanian, Bea Cukai, dan marketplace digital ini dihadiri 60 pengusaha dari delapan desa.
Berbagai produk andalan seperti virgin coconut oil, minyak aromaterapi berbahan rempah, serat sabut kelapa, dan briket arang tempurung menjadi fokus pengembangan. Meski bahan baku melimpah dan proses produksinya tidak rumit, Rendra menekankan bahwa faktor penentu kesuksesan ekspor adalah jaminan mutu berkelanjutan dan kelengkapan sertifikasi. “Kami memberikan pendampingan lengkap mulai dari pengurusan kode HS, penyiapan dokumen ekspor, hingga pelatihan negosiasi bisnis,” paparnya.
Sebagai upaya memperlancar proses pemasaran, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara meresmikan Anggana UMKM Center yang berlokasi di komplek kantor kecamatan. Fasilitas dua lantai ini dilengkapi berbagai sarana pendukung seperti area pamer produk, ruang konsultasi bisnis, studio pemotretan produk, serta unit pengemasan berstandar modern. “Fasilitas ini berfungsi sebagai jembatan penghubung antara produsen lokal dengan pembeli besar,” jelas Rendra. Catatan positif sudah terlihat dengan terjalinnya 18 kerja sama pemasaran grosir minyak kelapa ke Balikpapan dan Samarinda sejak dioperasikan Februari silam.
Tak hanya menyediakan infrastruktur, pemerintah desa juga mengalokasikan dana BUMDes untuk pengadaan peralatan produksi seperti mesin press hidrolik dan pengering skala kecil. Investasi ini telah berhasil meningkatkan kapasitas produksi hingga 35%. “Target kami sebelum akhir tahun bisa melakukan pengiriman perdana satu kontainer briket tempurung kelapa ke negara-negara Timur Tengah,” ujar Rendra penuh harap.
Aspek legalitas menjadi perhatian khusus melalui kerjasama dengan Dinas Koperasi dalam pendampingan pengurusan dokumen seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), hingga sertifikasi halal. “Kelengkapan dokumen legal menjadi kunci pembuka peluang ekspor,” tegas Rendra. Dengan dukungan sistem yang semakin terintegrasi, Anggana berpotensi berkembang menjadi pusat produk berbasis kelapa yang kompetitif di pasar internasional.
(ADV/DiskominfoKukar/VIC/TAZ)