Caption Foto : Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Agiel Suwarno / Istimewa
Suarafajar, Samarinda – Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Agiel Suwarno, sangat menyayangkan pengelolaan Stadion Palaran yang jauh dari kata optimal. Bahkan stadion yang dibangun untuk penyelenggaraan PON 2008 di Kaltim itu dapat dikatakan terbengkalai.
Padahal biaya yang digelontorkan oleh Pemprov Kaltim untuk pembangunan stadion ini menelan angka yang cukup fantastis, yakni senilai Rp 800 miliar. Menurut Agiel Suwarno, Pemprov Kaltim tidak memiliki rencana untuk memanfaatkan aset tersebut untuk jangka panjang, sehingga Stadion Palaran hanya menjadi aset tidur sama seperti Hotel Atlet.
“Selain kurang memikirkan keberlanjutannya, stadion ini memang dipersiapkan untuk PON dan tempat aktivitas para pecinta olahraga. Namun dalam perjalanannya, ternyata kan setelah PON, berhenti sama sekali kegiatan di sana. Nah itu yang tidak dipikirkan,” imbuh Agiel.
Agiel dengan tegas menambahkan, stadion dengan arsitektur canggih yang digunakan dalam pekan olahraga itu harus difungsikan secara kreatif. Politisi PDIP ini mencontohkan, pemerintah bisa menjadikan stadion itu sebagai homebase kesebelasan sepak bola, atau sarana pengembangan olahraga di Benua Etam.
“Sehingga walaupun tidak ada event yang besar seperti PON, aset ini tetap eksis. Ternyata kan tidak. Nah ini harus dipikirkan ke depan,” tegasnya.
Saat ditanyai soal adanya kesalahan Pemprov Kaltim mengenai ketidakmampuan memprediksi, Agiel turut membenarkan hal tersebut. Sehingga Pemprov Kaltim sebagai pengelola dari stadion tersebut harus bertanggung jawab agar stadion itu tidak menjadi aset tidur lagi.
“Kan jadinya cukup disayangkan. Padahal stadion ini dibangun dengan biaya besar. Jadi pemerintah harus memikirkan bagaimana mengelola stadion ini agar bisa kembali hidup,” pungkasnya.
(ANR/ADV/DPRDKALTIM)