Caption Foto : Ilustrasi Pendidikan di Kukar (Istimewa)
Suarafajar, Tenggarong – Bahasa Kutai adalah salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia, yang digunakan oleh penduduk asli Kutai Kartanegara (Kukar). Bahasa ini memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri, yang mencerminkan budaya dan sejarah masyarakat Kukar. Namun, Bahasa Kutai kini menghadapi ancaman kepunahan, karena semakin jarangnya penggunaannya di kalangan generasi muda.
Untuk mengantisipasi hal ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar berinisiatif untuk mengajarkan Bahasa Kutai sebagai Muatan Lokal (Mulok) di sekolah-sekolah di Kukar. Program ini akan diterapkan pada tahun ajaran baru 2023-2024, dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP).
“Kami sedang menyusun buku untuk mata pelajaran Bahasa Kutai dan tinggal mengecek kesiapan materinya,” ungkap Kepala Bidang Kebudayaan, Disdikbud Kukar, Liliyanto Ismail, pada Rabu (1/11/2023).
Liliyanto menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk melestarikan Bahasa Kutai sebagai warisan budaya dan identitas masyarakat Kukar. Ia mengatakan bahwa Bahasa Kutai adalah bagian dari budaya Kukar, yang dapat memberikan warna dalam kehidupan masyarakat Kukar.
“Kami ingin masyarakat Kukar dapat memahami dan menghargai Bahasa Kutai,” kata Liliyanto.
Liliyanto juga mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan pendampingan kepada para guru di 16 sekolah di Kukar untuk melakukan uji coba program ini. Selain itu, ia mengatakan bahwa sebanyak 50 sekolah di 20 kecamatan di Kukar akan menerapkan Mulok Bahasa Kutai.
Ia mengharapkan program ini dapat mendapat dukungan dan antusiasme dari seluruh elemen masyarakat Kukar.
“Kami berharap program ini dapat meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap Bahasa Kutai, serta menjaga kelestariannya di tengah perkembangan zaman,” pungkasnya.
(ADV/DiskominfoKukar/VIC/ANR)