Caption Foto : Sultan Kutai Aji Muhammad Arifin (tengah) saat mengikuti prosesi perayaan Erau didampingi Bupati Kukar, Edi Damansyah (kanan) dan Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin (kiri).
Suarafajar, Tenggarong – Puncak perayaan Erau 2023 di Kutai Kartanegara (Kukar) semakin dekat. Hal itu ditandai dengan diadakannya acara mengulur naga dan ritual belimbur pada Minggu (1/10).
Belimbur menjadi bagian integral dari perayaan Erau, di mana ritual jni memiliki makna mendalam dalam membersihkan diri Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura dan seluruh komunitas Kukar dari pengaruh negatif. Lebih dari sekadar tradisi, Belimbur juga diyakini membawa berkah, keselamatan, dan perlindungan dari bencana.
Dalam rangka persiapan menyambut acara ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar bersama Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura telah mengeluarkan himbauan kepada warga yang akan mengikuti prosesi Belimbur. Tujuannya adalah untuk memastikan pelaksanaan Belimbur berlangsung dengan tertib dan penuh khidmat.
Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Rendi Solihin, berharap agar pelaksanaan tradisi adat ini berjalan tanpa insiden yang merugikan atau menciptakan berita negatif.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk mematuhi himbauan Sultan Kutai Aji Muhammad Arifin agar pelaksanaan prosesi Belimbur berlangsung lancar dan tanpa kendala. Mari bersama-sama menjaga kesakralan acara ini,” ujar Rendi Solihin, Sabtu (30/9).
Selain itu, pihak berwenang telah menyiapkan petugas keamanan yang akan ditempatkan di beberapa titik lokasi Belimbur, untuk mencegah insiden penyiraman air yang melanggar tata krama.
Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura telah mengeluarkan panduan resmi mengenai tata krama Belimbur Erau Adat Pelas Benua 2023, yang mencakup beberapa poin penting.
Poin Pertama, tata krama Belimbur Erau Adat Pelas Benua Tahun 2023 Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, sesuai dengan titah Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Ke-XXI.
Poin Kedua, tata krama Belimbur Erau Adat Pelas Benua Tahun 2023 Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura mencakup lokasi Belimbur dari Kelurahan Loa Tebu Kecamatan Tenggarong hingga Loa Janan Simpang 3 Kecamatan Loa Janan. Pelaksanaan Belimbur dimulai sejak Sri Paduka Sultan Kutai Kartanegara Martadipura Ke-XXI memercikkan air tuli pada pukul 10.00 Wita hingga 15.00 Wita.
Poin Ketiga, panduan tersebut juga melarang penggunaan air kotor atau air najis selama prosesi Belimbur. Selain itu, Belimbur tidak boleh menggunakan air yang dimasukkan ke dalam plastik dan dilemparkan. Adapun dalam melakukan Belimbur, dilarang menggunakan mesin pompa air yang disemprotkan secara langsung kepada masyarakat. Pelecehan seksual juga dilarang dalam prosesi ini.
Poin Keempat, dalam prosesi Belimbur, tidak diperkenankan untuk menyiram air kepada lansia, ibu hamil, serta anak-anak balita.
Selain himbauan, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura juga menegaskan bahwa pelanggaran tata krama Belimbur akan dikenakan sanksi. Sanksi tersebut termasuk hukuman adat berdasarkan hasil mufakat Majelis Tata Nilai Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan hukum positif berdasarkan Undang-Undang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(ADV/VIC/ANR)