Caption Foto : Prosesi Mengulur Naga dari Kedaton Kesultana Kutai Kartanegara Ing Martadipura / Istimewa
Suarafajar, Tenggarong – Ritual mengulur naga sukses memulai masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dalam pelaksanaan Erau Adat Pelas Benua. Bahkan warga yang hadir tampak antusias menyaksikan replika naga yang diarak menuju Sungai Mahakam.
Prosesi mengulur naga ini berlangsung di Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang juga dikenal sebagai Museum Mulawarman, tepatnya di Kecamatan Tenggarong pada hari Minggu (1/10).
Ritual ini telah menjadi bagian dari warisan budaya turun temurun. Dimulai dengan mengarak sepasang Naga Laki dan Naga Bini dari keraton kesultanan menuju Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, menggunakan kapal. Sebelum mencapai tujuan akhir, kapal yang membawa sepasang naga berhenti terlebih dahulu di Tepian Aji, Samarinda Seberang, untuk melaksanakan ritual khusus.
Asisten I Sekretariat Kabupaten Kukar, Ahmad Taufik Hidayat, menyampaikan bahwa di Kutai Lama, tubuh Naga Laki dan Naga Bini akan dihanyutkan ke Sungai Mahakam.
“Sementara kepala dan ekornya akan dibawa kembali ke Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di Tenggarong,” ucap Ahmad Taufik Hidayat saat membacakan sambutan dari Bupati Kukar, Edi Damansyah.
Prosesi mengulur naga ini memiliki makna historis yang berkaitan dengan legenda Putri Karang Melenu, permaisuri Raja pertama Kutai, Aji Batara Agung Dewa Sakti. Kisah kemunculan permaisuri ini dinilai sangat misterius dari dasar Sungai Mahakam, dengan bayinya terbaring di atas sebuah gong yang dijunjung oleh seekor naga yang muncul dari pusaran air.
Replika naga dalam prosesi ini merepresentasikan makhluk legendaris dalam legenda Putri Karang Melenu. Naga replika ini memiliki panjang sekitar 31,5 meter, dengan kepala dan ekor terbuat dari kayu. Badan naga dibangun dengan rangka rotan dan bambu yang dibungkus kain kuning, serta dihiasi dengan kain perca berwarna-warni sebagai sisiknya.
“Prosesi ini adalah tradisi yang telah berlangsung turun temurun demi mengingat kisah bersejarah di Kutai Lama dan kehadiran Putri Karang Melenu. Setiap tahunnya, ritual mengulur naga selalu diikuti dengan penuh semangat oleh masyarakat Kukar dan sekitarnya. Sementara naga diarak menuju Kutai Lama untuk dilarung di Sungai Mahakam, di Tenggarong, masyarakat akan melaksanakan acara Belimbur atau saling menyiram air,” tutupnya.
(ADV/DiskominfoKukar/VIC/ANR)